Thursday, October 24, 2013

Perubahan Mutu dan Karakteristik Pangan



Mutu dan karakteristik komponen pangan dapat berubah oleh berbagai sebab.  Faktor utama penyebab perubahan mutu dan karakteristik komponen pangan itu sendiri merupakan reaksi kimia.  Reaksi kimia tersebut bisa dikarenakan interaksi dengan komponen dari dalam pangan itu sendiri atau dari luar.  Kecepatan perubahan mutu dan karakteristik pangan itu sendiri tergantung pada karakteristik bahan seperti pH, aktivitas air, keberadaan enzim, atau berupa katalisator.  Proses pengolahan juga berpengaruh terhadap perubahan karakter pangan.  Proses pengolahan meliputi suhu, tekanan, dan homogenisasi.  Selain itu, proses penyimanan juga berengaruh terhadap mutu dan karakteristik pangan.  Adapun kondisis penyimpanan itu berupa suhu, waktu, kelembapan udara, keberadaan oksigen, cahaya, jenis kemasan, aktivitas mikroba.

Adapun beberapa contoh perubahan mutu dan karakteristik pangan yang diakibatkan oleh beberapa reaksi pada komponen pangan :

1.       Pembentukan bau langu pada sari kedelai disebabkan oleh adanya reaksi oksidasi lemak tidak jenuh oleh aktivitas enzim lipoksigenase.
2.       Penggumpalan putih telur karena denaturasi protei n yang disebabkan pemanasan yang menyebabkan perubahan struktur protein dari struktur tersier ke struktur sekunder.
3.       Rasa umami dan aroma khas pada tempe disebabkan oleh adanya reaksi hidrolisis protein membentuk petida-peptida rantai pendek yang mengandung residu asam glutamat.
4.       Perubahan warna menjadi gelap dan timbulnya bau tengik pada lemak merupakan reaksi lanjut dari hidrolisis lemak tidak jenuh yang menyebabkan perubahan fisik dan sensori lemak.
5.       Warna coklat yang diinginkan pada roti disebabkan oleh reaksi Maillard.

Ada beberapa reaksi kimia yang sering terjadi dalam pangan adalah reaksi kecoklatan enzimatis, kecokelatan non-enzimatis (reaksi Maillard), karamelisasi, reaksi oksidasi dan hidrolisis lemak, hidrolisis pati, retrogradasi pati, serta oksidasi vitamin C.